Kieraha–Perusahaan China Energy Construction Tianjin Electric Power Construction Co, Ltd baru-baru ini memenangkan tender proyek PLTU di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Proyek ini diinvestasikan bersama Ningbo Lygend Resources Technology dan Indonesia Harita Group.

Proyek pembangkit listrik batubara berkapasitas 4×380 MW ini dibangun untuk menunjang proyek smelter bijih nikel laterit yang juga berlokasi di Pulau Obi. Tahapan pertama proyek ini meliputi konstruksi dan instalasi sistem. Targetnya, PLTU ini diklaim akan memasok sumber energi bagi pengembangan smelter nikel sebagai bahan baku industri baterai.

Andri Prasetiyo, Peneliti dan Manajer Program Trend Asia menelusuri, proyek yang memiliki keterlibatan dengan China ini merupakan kontrak pembangunan PLTU pertama pasca pernyataan komitmen iklim oleh Presiden Xi Jinping yang akan menghentikan pembangunan PLTU di luar negeri pada September 2021 lalu.

“Janji Xi Jinping dalam pidatonya di Majelis Umum PBB itu sangat tidak sesuai dengan tindakannya di lapangan. Pembangunan proyek ini jelas menunjukkan bahwa China, sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, tidak serius dan konsisten menjalankan komitmen iklim terbarunya,” sebut Andri, dalam rilis yang diterima kieraha.com, di Ternate, Sabtu 26 Februari 2022.

Selengkapnya…

Foto: Getty Images