Detik Finance-Beberapa negara diperkirakan sulit lepas dari energi fosil. Sebab, dukungan terhadap infrastruktur gas fosil dan gas alam cair melalui pendanaan untuk pembangkit berbahan bakar gas, saluran pipa, dan pabrik regasifikasi gas alam masih dipertahankan.
Investasi gas yang terencana di Asia terdiri dari US$ 189 miliar pembangkit listrik berbahan bakar gas, US$ 54 miliar saluran pipa gas, dan US$ 136 miliar terminal ekspor-impor gas alam cair. Apabila direalisasikan dan dioperasikan dalam kapasitas penuh, seluruh infrastruktur tersebut akan memberikan dampak besar hingga 1.5°C pemanasan global.

Studi kasus yang dirilis oleh kelompok sipil di Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh menunjukkan bagaimana Lembaga Bank Dunia justru mendorong ketergantungan negara terhadap gas fosil daripada menyediakan dukungan untuk proses transisi kepada energi yang berkelanjutan dan terbarukan.

“Perencanaan infrastruktur gas yang baru melingkupi pembangkit listrik tenaga gas, saluran pipa, pelabuhan, terminal impor gas alam cair, dan pabrik regasifikasi. Hal ini akan menghambat upaya ‘nyata’ transisi ke energi bersih dan terbarukan oleh Indonesia. Selain berdampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan, emisi metana dari proyek tersebut akan berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca Indonesia di tengah krisis iklim dunia,” kata Andri Prasetiyo dari Trend Asia di Indonesia dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).

Selengkapnya…

Foto: (Pexels, Pok Rie)