Katadata-Kasus kecelakaan kerja smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali mencuri perhatian publik beberapa bulan terakhir. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut telah memanggil perusahaan tersebut.

Luhut mengaku, dalam pemanggilan sekitar tiga minggu lalu itu pihaknya telah memberikan peringatan. Tak hanya yang di Morowali, ia juga telah mengirim anak buahnya melakukan investigasi di beberapa daerah lainnya.

“Dan saya mendapat tanggapan bahwa mereka tidak patuh dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan saya memberi mereka dua bulan untuk mematuhi ketentuan tersebut, jika tidak, saya akan menyetop industrinya,” kata Luhut dalam acara DBS Asian Insights Forum 2023 di Jakarta, Rabu (15/3).

Ia menyebut perusahaan tidak bisa melakukan asal-asalan sekehendak hatinya, tetapi juga harus patuh dengan regulasi yang ada. Regulasi yang dimaksud terkait dengan kepatuhan dari aspek lingkungan dan bisnis yang adil.

Ia kembali menyinggung terkait Indonesia yang menurutnya bukan ‘Banana Republic’ sehingga industri tidak bisa asal-asalan. Selain itu, pihaknya juga memastikan tak akan pandang bulu terhadap perusahaan yang tak patuh aturan.

“Selama posisi mereka (perusahaan) tidak lebih tinggi dari saya, don’t talk to me. Posisi tertinggi di negara ini adalah presiden, jadi hanya ketika presiden memberikan instruksi maka saya akan patuh, sisanya saya tidak peduli,” ujarnya.

“Saya peduli terhadap lingkungan, saya peduli dengan transaksi yang adil”.

Kebakaran di smelter milik PT GNI di Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Kamis (22/12), telah menewaskan dua pekerja alat berat. Namun menurut organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang transformasi energi dan pembangunan berkelanjutan, Trend Asia, kecelakaan itu bukan yang pertama.

Trend Asia menemukan sudah ada tujuh pekerja lainnya yang tewas sebelumnya, bahkan sejak saat smelter itu masih tahap pembangunan.

Baca selengkapnya…

Foto: Smelter pengolahan Nikel di Bantaeng, Sulawesi Selatan. (Melvinas Priananda/Trend Asia)