CNBC Indonesia-PT PLN (Persero) bersama dengan pemerintah memiliki target untuk pensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara mulai 2025 mendatang. Mempensiunkan PLTU digadang-gadang menjadi langkah menuju netral karbon (carbon neutral) pada 2060.

Namun demikian, rencana mempensiunkan PLTU ini dinilai masih setengah hati. Hal tersebut diungkapkan Andri Prasetiyo, Peneliti dan Manager Program Trend Asia, dalam diskusi daring, Jumat (25/06/2021).

Dia berpandangan, rencana ini hanyalah setengah hati, karena target menuju karbon netral antar kementerian berbeda-beda.

“Apakah ini ambisi, apa setengah hati,” ungkapnya mempertanyakan.

Dia menjabarkan, target emisi nol bersih (net zero emissions) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mulanya adalah tahun 2070, lalu dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2050 kemudian berubah menjadi 2060.

Sementara target dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) adalah tahun 2045 dan PT PLN (Persero) tahun 2050 kemudian berubah menjadi 2060 senada dengan Kementerian ESDM.

“Ini target dari net zero pemerintah. Positioning PLN kalau target dalam landscape politik ada perbedaan, PLN ada di mana?” tanyanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan jika komitmen PLN masih setengah hati karena ada ketentuan yang problematis. Saat PLN menyebut akan mempensiunkan PLTU, namun di sisi lain program 35.000 mega watt (MW) PLTU masih dikejar.

“Keberadaan PLTU baru dengan total kapasitas 16.000-17.000 MW akan menghasilkan penambahan emisi yang begitu besar sekitar 107 juta ton CO2/tahun,” ujarnya.

Selengkapnya…

Photo by Ella Ivanescu on Unsplash