Empat smelter nikel milik Huadi Grup yang telah berdiri di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) membawa petaka lingkungan bagi masyarakat Bantaeng, Sulawesi Selatan. PT Huadi Nickel Alloy Indonesia membuang limbah ke laut yang mengakibatkan warnanya berubah kecokelatan dengan bau menyengat. Padahal, perusahaan ini berencana akan membangun lagi dua smelter lain di kawasan ini.

Smelter nikel tersebut menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih akibat sumur yang mengering. Sementara, warga yang berprofesi sebagai petani rumput laut dan pengerajin batu bata merah membutuhkan pasokan air bersih. Akibatnya, sumber ekonomi mereka perlahan-lahan mati. Tidak hanya itu, asap dan debu juga berdampak pada kesehatan warga yang bermukim di sekitar smelter nikel milik Huadi Group.

Lewat laporan Bertaruh Pada Smelter, Lembaga Bantuan Hukum Makassar dan Trend Asia memaparkan dampak limbah cair beracun, kekeringan, dan polusi udara akibat aktivitas smelter nikel Huadi Group melalui penelitian komprehensif di masyarakat.

Foto: Aksi penolakan smelter nikel di Bantaeng (LBH Makassar)


Bertaruh pada Smelter

Unduh - PDF