Kompas-Sejumlah peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN mengkhawatirkan ekosistem Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, yang semakin rusak karena aktivitas pertambangan nikel di pulau kecil tersebut. Tidak kurang dari 1.000 jenis tumbuhan dan puluhan hewan, antara lain penyu hijau dan burung-burung endemik, semakin terancam habitatnya.

Ahli Taksonomi Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Rugayah, mengungkapkan, Pulau Wawonii didominasi kebun kelapa, dari pantai hingga tengah pulaunya. Selain kelapa, komoditas yang sering dimanfaatkan warga Wawonii berupa cokelat, cengkeh, dan jambu mete. Selain itu, di pulau ini juga banyak tumbuh tumbuhan paku, tumbuhan monokotil (gymnospermae), dan tumbuhan dikotil (angiospermae). Beragam tanaman ini menjadi sangat berguna bagi ketersediaan pangan masyarakat lokal Pulau Wawonii agar tidak bergantung pada pasokan pangan dari luar pulau.

Kekayaan flora di Wawonii ini dicatat peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setelah penelitian selama empat tahun dan dibukukan pada 2015 dalam buku Daftar Jenis Tumbuhan di Pulau Wawonii yang dilengkapi pada 2019 dengan buku berjudul Pulau Wawonii: Keanekaragaman Ekosistem, Flora dan Fauna. Rugayah khawatir, kondisi saat ini sudah jauh berbeda dengan yang ia temukan beberapa tahun lalu sebelum ada aktivitas tambang.

”Seandainya itu terganggu ekosistemnya, yang akan merasakan dampaknya adalah masyarakat. Perlu perlindungan vegetasi di Wawonii karena belum tentu pasokan pangan dari luar bisa masuk karena sulit akses akibat gelombang laut tinggi. Kalau vegetasinya baik, walaupun ada paceklik, mereka tetap bisa bertahan hidup,” kata Rugayah dalam diskusi bertajuk ”Ekosistem Hancur, Pulau Wawonii di Tengah Ancaman Tambang” di Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca selengkapnya…

Foto: KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS