KBR-Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta membantah polusi udara di Ibu Kota banyak disebabkan aktivitas industri. Ketua Kadin DKI Jakarta Diana Dewi mengatakan, polusi di Jakarta lebih besar disebabkan emisi dari transportasi, terutama kendaraan bermotor.

Dia berdalih, industri-industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau industri energi batu bara di Jakarta, tidak memberikan dampak yang besar terhadap kualitas udara.

“Emang kalau kita melihat dari indeks data air quality, memang kita ada di angka 156 ya dan masuk di dalam kategori tidak sehat. Kalau industri di DKI Jakarta itu tidak banyak ya, kondisi di daerah penyangga. Justru lebih kepada daerah-daerah kawasan industri. Tapi kalau di DKI itu yang lebih memengaruhi menurut saya adalah kendaraan bermotor,” ujar Diana kepada KBR, Selasa (15/8/2023).

Diana menambahkan, pemerintah perlu mengambil peran yang tegas untuk mengontrol industri-industri besar lain yang berada di luar Jakarta. Sebab menurutnya, industri besar di luar Jakarta menyumbang gas emisi yang mencemari kualitas udara.

Sementara itu, Manajer Riset Trend Asia Zakki Amali menilai, polusi udara di Jakarta tidak bisa dilepaskan dari keberadaan PLTU di sekitarnya.

“Yang sekarang terjadi di Jakarta itu, saya meyakini juga bahwa ini tidak bisa dipisahkan dengan adanya dampak dari PLTU yang ada di Banten, Bekasi, Karawang. Dan PLTU ini tidak hanya PLTU milik PLN saja, maksudnya untuk kepentingan listrik secara umum, tetapi PLTU industri di sekitar Jawa Barat, sekitar Banten, itu jumlahnya ada sekitar belasan itu,” kata Zakki kepada KBR, Rabu (15/8/2023).

Zakki mendorong pemerintah mengidentifikasi persoalan polusi dari hulu. Dia juga mendesak pemerintah berani menyetop pembangunan PLTU dan fokus pada energi terbarukan.

Baca selengkapnya…

Foto: ANTARA Foto/Akbar Nugroho Gumay